Adnan Buyung Nasution: Siapa Otak Kasus KPK?
Ketua Tim 8 Adnan Buyung Nasution meminta publik mewaspadai kemungkinan adanya operasi khusus untuk meruntuhkan Komisi Pemberantasan Korupsi.
“Apakah ada semacam opsus di zaman Soeharto?” kata Buyung, di Jakarta, Rabu (11/11), sebagaimana diberitakan Tempo. “Siapa otaknya semua ini?”
Ini karena, kata Buyung, ada operasi khusus yang digelar di era Soeharto untuk menghancurkan orang-orang yang dianggap melawan presiden dan rezim pemerintah saat itu.
Jika operasi besar kali ini benar-benar ada, menurut Buyung, targetnya bukan hanya menyeret para pemimpin KPK ke penjara, tetapi juga “menghabisi” institusi itu sendiri,
Sebab, Buyung menenggarai adanya rekayasa pemidanaan wakil ketua nonaktif KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah.
“Penetapan keduanya sebagai tersangka tidak didasari bukti-bukti yang kuat!” tandas Buyung.
Menurut Buyung, indikasi adanya skenario besar semakin nyata setelah kesaksian Wiliardi Wizard. Bekas Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan itu menyatakan, ada upaya petinggi kepolisian untuk menyeret ketua nonaktif KPK, Antasari Azhar, dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.
Oleh sebab itu, Buyung meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera bertindak.
“Jangan sampai seperti ini terus-menerus, terjadi berlarut-larut,” pinta Buyung. “Saya pikir Presiden harus segera tanpa diminta rakyat. Beliau harus cepat, tanggap, dan menghadapi masalah ini.”
Pada kesempatan yang sama Buyung juga menghimbau agar Komisi Hukum DPR juga mengambil langkah ke depan.
“Jangan berkutat dan berputar-putar di di tempat!” seru Buyung.
Menurut Buyung, Tim 8 telah memberikan tiga opsi untuk penyelesaian kasus Bibit-Chandra: pertama, kasus itu dihentikan oleh kepolisian lewat surat perintah penghentian penyidikan; kedua, Kejaksaan Agung juga bisa mengeluarkan surat keputusan penghentian penuntutan; ketiga, Presiden bisa menggunakan senjata pamungkas dengan meminta agar kasus itu dihentikan demi kepentingan umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar